Sabtu, 26 November 2011

Rahasia Makan

Hanya berbagi pengalaman untuk teman-teman, sepintas kegiatan makan tidaklah penting untuk dibahas, karena makan telah menjadi kebiasaan sehari-hari bahkan semenjak dalam kandungan. Semua orang tau apa itu makan, tanpa dajaripun dia pasti butuh makan. Hanya saja, dibalik insting dasar manusia terdapat resiko kebaikan dan keburukan. Bukankah adanya hukum sebagai nafigator untuk meluruskan insting manusia tersebut.
Tidak mengherankan apabila Rasul memberikan arahan (rambu-rambu) terkait kegiatan makan. Diantaranya, makanlah kamu diawali dengan berdoa, dalam hal ini sangat jelas bahwa makan tidak sekedar melampiaskan nafsu. Lebih dari itu ada dimensi ilahiyah yang dapat ditafsirkan dari berbagai sudut pandang. Diantaranya, makan harus karena Allah, dalam artian kegiatan makan untuk mengembalikan kekuatan dalam menjalankan ibadah.
Disamping itu, makan harus dari rizki yang halal, karena dalam doa yang dipanjatkan kita meminta keberkahan rizki, selain itu kita meminta untuk dijauhkan dari siksa api neraka dengan maksud kekuatan yang dikembalikan lewat sari makanan diperguganakan untuk kebaikan. Dari tujuan makan karena Allah, masih banyak nilai moral lain yang dapat diambil hikmahnya, diantanya adalah menghindarkan diri dari ketamakan dan sifat lain akibat buruknya makanan yang kita makan. Ingatlah bahwa seburuk-buruknya tempat adalah perut.
Rasul mengajarkan kita untuk berhenti makan sebelum kenyang, ini mempunyai arti bahwa keyang dapat menyebabkan berbagai efek negative, diantaranya lemah, lesu dan malas kerena pencernaan mendapatkan beban yang berelebih. Perlu diketahui, apabila usus selalu diisi dengan kapasitas full maka semakin besarlah kapasitasnya untuk menampung makanan, akibatnya semakin banyaklah makanan yang harus dimakan. Dalam hal ini, dampak ekonomis menjadi berperan secara signifikan.
Kenyang termasuk dari nafsu yang harus dipenuhi, oleh karenanya menahan diri supaya tidak kenyang termasuk menahan nafsu yang dapat menghilangkan logika. Berlatih sabar dengan makan dapat memberikan efek bagi kesabaran-kesabaran yang lain. Focus logika dalam makan adalah menikmati rasa makanan, bukan tujuannya yaitu kenyang, sehingga dapat diambil hikmah bahwa dalam kehidupan fokuskanlah pada usaha bukan hasil. Perlu diperhatikan dalam praktek menikmati makanan adalah kelezatan yang relative, dalam hal ini sugesti dengan rasa syukur diperlukan ketika kita makan makanan yang tidak enak.
Rasul mengajarkan kita untuk mengunyah makanan sebanyak dua puluh delapan kali, tidak sekedar untuk kesehatan pencernaan berupa halusnya makanan yang dicerna parut, lebih dari itu sikap (mental) hati-hati (teliti) dan tidak terburu-buru menjadi alasan pentingnya mengunyah makan dengan maksimal. Sebagimana dilansir yahoo, bahwa makan dengan cara cepat dapat menjadi penyebab kegemukan badan, alasannya karena otak tidak secara selaras merespon kinerja mulut dan lambung, akibatnya seseorang akan merasa lapar terus.
Meskipun begitu sebagian orang menggap bahwa makan cepat identik dengan sikap yang serba cekatan dan cepat pula, sehingga mempunyai dampak positif. Terkait hal tersebut tergantung dari sudut pandang masing-masing individu. Yang perlu diperhatikan, dalam berbagai riwayat dikatakan bahwa terburu buru dalam menyelesaikan masalah tanpa pertimbangan akal budi tidak diperkenankan. Apalagi yang menjadi rujukan adalah gaya makan, yang dalam prakteknya berhubungan dengan rasa bukan logika.